src='https://tipstrikblogging.googlecode.com/files/EmoticonsKeren.js type='text/javascript'/>

Jumat, 01 November 2013

Bambang Pamungkas




Bambang Pamungkas (lahir di Semarang, Jawa Tengah, 10 Juni 1980; umur 33 tahun), juga dikenal sebagai Bepe, adalah pemain sepak bola Indonesia yang bermain untuk Persija Jakarta di Liga Super Indonesia dan Tim nasional sepak bola Indonesia. Posisi alami nya adalah striker. Bambang membuat namanya di sepak bola Asia Tenggara ketika ia mencetak satu-satunya gol untuk Indonesia di Piala Tiger 2002 semifinal melawan Malaysia, dan merupakan pencetak gol terbanyak turnamen dengan delapan gol.

Bambang dianggap memiliki header bola yang luar biasa, dan memiliki reputasi untuk ketajaman di kotak penalti. Dia adalah pemain Indonesia yang paling banyak mengoleksi caps dan pencetak gol, dengan 85 caps dan 37 gol. Dia adalah pemain yang paling populer di tim nasional Indonesia.

Saat masih bermain dalam tim remaja Jawa Tengah, ia pernah dinobatkan sebagai pemain terbaik Piala Haornas, sebuah kejuaraan tingkat remaja. Bambang juga pernah menjadi pencetak gol terbanyak untuk skuat Indonesia di Piala Asia U-19 Grup V, dengan 7 gol.

Karier profesional

Bambang menjaringkan 24 gol pada musim pertamanya di Liga Indonesia walaupun tim yang diwakilinya Persija Jakarta gagal ke babak akhir. Saat musim tersebut berakhir, Bambang bergabung dengan sebuah tim divisi 3 Belanda, EHC Norad. Namun masalah keluarga dan kegagalan dalam menyesuaikan diri dengan cuaca sejuk Eropa menyebabkan beberapa bulan setelah itu, EHC Norad meminjamkan Bambang kembali kepada Persija sebelum kedua-dua pihak mengakhiri kontrak atas persetujuan bersama.
Pada tahun 2005 Bambang menandatangani kontrak dengan Selangor FC. Pada tahun itu dia menjadi pencetak gol terbanyak Liga Malaysia dengan 22 gol.
Musim 2007 ia kembali memperkuat Persija Jakarta di Liga Indonesia hingga saat ini.
Pada tahun 2010 ia hendak menjalani masa trial di Selandia Baru, klub Wellington Phoenix FC. tetapi gagal untuk mengamankan kontrak.

Karier Internasional

Penampilan pertama Bambang bersama timnas senior adalah pada 2 Juli 1999 dalam pertandingan persahabatan melawan Lituania. Bambang, yang saat itu baru berusia 18 tahun, berhasil menciptakan sebuah gol dalam pertandingan yang berakhir seri 2-2.
Pada tahun 2002, Bambang menjadi pencetak gol terbanyak dengan 8 gol dari 6 penampilan sekaligus membantu Indonesia menjadi juara kedua Piala Tiger 2002. Pada 10 Juli 2007, ketika pertandingan Indonesia-Bahrain, ia mencetak gol, memastikan Indonesia menang 2-1.
Saat ini Bambang menjadi pemegang rekor penampilan terbanyak (caps) dan Top Skorer untuk Indonesia dengan 77 penampilan dan 36 gol sesuai dengan pertandingan katagori A FIFA. Tetapi jika mengikutkan pertandingan Non-FIFA (termasuk melawan Klub dan Tim Nasional U-23) maka penampilan Bambang adalah 88 dengan 42 gol.
Pada tanggal 1 April 2013, Bambang Pamungkas menyatakan pensiun dari Timnas Indonesia

Yayuk Basuki




Sri Rahayu Basuki atau lebih dikenal dengan nama Yayuk Basuki (lahir di Yogyakarta, 30 November 1970; umur 42 tahun) adalah pemain tenis dari Indonesia dan dunia yang terkenal pada era tahun 1990-an.

Ia memulai karier profesional pada tahun 1990. Pada tahun berikutnya, ia menjadi petenis Indonesia pertama yang menjuarai turnamen profesional. Sepanjang kariernya, Yayuk berhasil memperoleh enam gelar tunggal Tur WTA dan sembilan gelar dari ganda.

Prestasi terbaiknya dalam turnamen Grand Slam adalah mencapai babak perempat final Wimbledon pada tahun 1997. Ia pensiun dari karier profesional pada tahun 2004.

Peringkat tertinggi yang pernah dicapainya adalah posisi ke-19 untuk bagian tunggal dan ke-9 untuk bagian ganda. Jumlah uang yang diperolehinya selama karier adalah US$1.645.049.


Prestasi

  • 1987: Perempat final Wimbeldon junior.
  • 1991: Babak ketiga Wimbeldon Juara Patayya Terbuka
  • 1992: Babak keempat Wimbeldon Juara Malaysia Terbuka
  • 1993: Babak keempat Juara Pattaya Terbuka Juara Indonesia Terbuka
  • 1994: Sampai babak keempat Juara Nokia Juara Indonesia Terbuka
  • 1995: Atlet terbaik versi SIWO PWI jaya
    • Semi final Indonesia Terbuka
    • Babak ketiga Australia Terbuka
    • Babak ketiga Toray Pan Pasifik
    • Babak kedua Indian Wells
    • Babak ketiga Lipton
    • Babak kedua Piala Federasi
  • 1996: Babak ketiga Tasmania Terbuka
    • Babak ketiga Australia terbuka
    • Babak ketiga Perancis terbuka
    • Menang atas Iva Majoli dalam Kanada Terbuka
  • 1997: Babak kedua Australia Terbuka
    • Perempat final Perancis Terbuka
    • Peringkat 21 WTA
    • Peringkat 22 WTA
    • Delapan besar Wimbledon
    • Beberapa prestasi ganda lain.

Chris John



Yohannes Christian John, atau lebih dikenal sebagai Chris John (lahir di Banjarnegara, 14 September 1979; umur 34 tahun) adalah seorang petinju Indonesia. Ia tercatat sebagai petinju Indonesia kelima yang berhasil meraih gelar juara dunia, setelah Ellyas Pical, Nico Thomas, Ajib Albarado dan Suwito Lagola.

Masa kecil

Chris John merupakan putra kedua dari empat bersaudara dari pasangan Johan Tjahjadi (alias Tjia Foek Sem) dan Maria Warsini. Ayah Chris John, Johan Tjahjadi yang mantan petinju amatir, melatih Chris John dan adiknya Adrian sejak mereka masih berusia dini, sekitar usia 5 tahun. Setelah bertanding dalam beberapa kejuaraan amatir di Banjarnegara, Chris John kemudian direkrut oleh pelatih tinju kenamaan, Sutan Rambing, di Semarang.

Awal karier

Chris John kemudian terjun ke dunia tinju profesional pada tahun 1998 dalam debut melawan Firman Kanda. Saat itu Chris John menang angka dalam pertandingan 6 ronde. Namanya kemudian melesat bagai meteor saat dia berhasil mengkanvaskan petinju idola saat itu, Muhammad Alfaridzi, dalam pertandingan menegangkan selama 12 ronde.

Chris John sempat terkena knockdown dua kali di ronde pertama, tapi dia berhasil membalikkan situasi dengan memukul KO Alfaridzi pada ronde ke-12, sekaligus merebut gelar juara nasional kelas bulu. Menurut pengakuan Chris John, kondisinya sangat buruk saat itu, dan dia mengalami benturan kepala karena vertigo.

Setelah beberapa kali bertanding dalam perebutan gelar nasional, Chris John berhasil menundukkan rekan senegaranya Soleh Sundava pada tahun 2001 untuk merebut gelar PABA kelas bulu.

Susi Susanti




Lucia Francisca Susi Susanti adalah seorang pemain bulu tangkis Indonesia.
Dia menikah dengan Alan Budikusuma, yang meraih medali emas bersamanya di Olimpiade Barcelona 1992. Selain itu, ia pernah juga meraih medali perunggu di Olimpiade Atlanta 1996. Pasangan Alan dan Susi memiliki 3 orang anak yang bernama Laurencia Averina (1999), Albertus Edward (2000), dan Sebastianus Frederick (2003).

International Badminton Federation (sekarang Badminton World Federation) pada bulan Mei 2004 memberikan penghargaan Hall Of Fame kepada Susi Susanti. Pemain Indonesia lainnya yang memperoleh penghargaan Hall Of Fame yaitu Rudy Hartono Kurniawan, Dick Sudirman, Christian Hadinata, dan Liem Swie King.


Prestasi

Tunggal Putri

  • Medali Emas Olimpiade Barcelona 1992
  • Medali Perunggu Olimpiade Atlanta 1996
  • Medali Perunggu Asian Games 1990, dan 1994
  • Juara World Championship 1993, semifinalis World Championship 1991, 1995
  • Juara All England 1990, 1991, 1993, dan 1994, Finalis All England 1989
  • Juara World Cup 1989 ,1990, 1993, 1994, 1996, 1997
  • Juara World Badminton Grand Prix 1990, 1991, 1992, 1993, 1994 dan 1996
  • Juara Indonesia Open 1989, 1991, 1994, 1995, 1996, dan 1997
  • Juara Malaysia Open 1992,1993, 1994, 1995, dan 1997
  • Juara Japan Open 1991 1992, 1994, dan 1995
  • Juara Korea Open 1995
  • Juara Dutch Open 19931994
  • Juara German Open 1992, 1993 1994
  • Juara Denmark Open 1991 dan 1992
  • Juara Thailand Open 1991, 1992, 1993, dan 1994
  • Juara Swedish Open 1991 1992
  • Juara Vietnam Open 1997
  • Juara China Taipei Open 1991, 1994 dan 1996
  • Juara SEA Games 1987,1989, 1991,1995 1997(team)
  • Juara PON 1993
  • juara world championship junior 5 kali 1985(ws,wd,xd=3 nomor sekaligus)1987(ws,wd)
  • juara australia open 1990

Beregu Putri

  • Juara Piala Sudirman 1989 (Tim Indonesia)
  • Juara Piala Uber 1994 dan 1996 (Tim Indonesia)
  • Finalis Piala Sudirman 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
  • Finalis Piala Uber 1998 (Tim Indonesia)
  • Finalis Asian Games 1990, 1994 (Tim Indonesia)
  • Semifinalis Piala Uber 1988, 1990, 1992 (Tim Indonesia)
  • Juara SEA Games 1987, 1989, 1991, 1993, 1995 (Tim Indonesia)
  • Juara PON 1993 (Tim Jawa Barat)

Taufik Hidayat



Taufik Hidayat (lahir di Bandung, Jawa Barat, 10 Agustus 1981; umur 32 tahun) adalah pemain bulu tangkis tunggal putra dari Indonesia yang berasal dari klub SGS Elektrik Bandung dengan tinggi badan 176 cm.
Putra pasangan Aris Haris dan Enok Dartilah ini adalah peraih medali emas untuk Indonesia 

pada Olimpiade Athena 2004 dengan mengalahkan Seung Mo Shon dari Korea Selatan di babak final. Pada 21 Agustus 2005, dia menjadi juara dunia dengan mengalahkan permain peringkat 1 dunia, Lin Dan di babak final, sehingga menjadi pemain tunggal putra pertama yang memegang gelar Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis dan Olimpiade pada saat yang sama. Selain itu, ia juga sedang memegang gelar juara tunggal putra Asian Games (2002, 2006). Ia 

tampil di Olimpiade Beijing 2008, namun langsung kalah di pertandingan pertamanya, melawan Wong Choong Hann di babak kedua.
Selain itu, dia juga telah enam kali menjuarai Indonesia Terbuka: 1999, 2000, 2002, 2003, 2004, dan 2006.

Pengalaman lainnya antara lain pada Piala Thomas (2000, 2002, 2004, 2006, dan 2008) serta Piala Sudirman (1999, 2001, 2003, dan 2005).

Ia menikahi Ami Gumelar, putri Agum Gumelar dan Linda Amalia Sari. Mereka telah dikaruniai seorang putri pada tanggal 3 Agustus 2007, yang kemudian diberi nama Natarina Alika Hidayat. Kelahiran putrinya ini tepat beberapa hari sebelum ia berangkat ke Kuala Lumpur, Malaysia untuk mengikuti Kejuaraan Dunia. Kemudian mereka telah dikaruniai seorang putra pada tanggal 11 Juni 2010, yang kemudian diberi nama Nayutama Prawira Hidayat.

Taufik kemudian mundur dari Pelatnas Cipayung pada 30 Januari 2009. Setelah itu ia menjadi pemain profesional. Beberapa waktu lalu ia juga menjalin bisnis dengan Yonex dalam pengadaan alat olahraga.

Prestasi:


  • 1998: Juara Brunei Open
  • 1999: Juara Indonesia Open, Juara SEA Games
  • 2000: Juara Indonesia Open, Juara Malaysia Open, Juara Kejuaraan Asia
  • 2001: Juara Singapore Open
  • 2002: Juara Sanyo-BNI Maybank Indonesia Open, Juara Taiwan Open, Juara Asian Games
  • 2003: Juara Sanyo-BNI Maybank Indonesia Open
  • 2004: Juara Indonesia Open, Juara Kejuaraan Asia, Juara Olimpiade
  • 2005: Juara Singapore Open, Juara Kejuaraan Dunia
  • 2006: Juara Indonesia Open, Juara Asian Games
  • 2007: Juara Kejuaraan Asia, Juara SEA Games
  • 2008: Juara Macau Open
  • 2009: Juara US Open, Juara India Open
  • 2010: Juara Canada Open, Juara Indonesia GP Gold, Juara French Open SS
  • 2011: Semifinalis VICTOR- BWF Superseries Finals, Runner Up PROTON MALAYSIA OPEN SUPER SERIES, Semifinalis Victor Korea Open Super Series Premier, Semifinalis Yonex – Sunrise India Open Superseries, Perempat final Indonesia Open Superseries Premier 2011, perempat final 2011 Yonex OCBC US Open Grand Prix Gold, Runner - up 2011 Yonex Canada Open, Semi final Bankaltim Indonesia Open GP Gold 2011, Juara India Open Grand Prix Gold 2011
  • 2012: Semifinal Maybank Malaysia Open Presented by PROTON, Perempat final YONEX All England Open Badminton Championships 2012, Semi final Swiss Open 2012, Perempat final 2012 Yonex Australian Open GP Gold, Perempat final Yonex Sunrise India Open 2012, Perempat final YONEX Open Japan 2012

Sumber:http://id.wikipedia.org



Timnas U-19 Indonesia



Tim nasional sepak bola U-19 Indonesia adalah tim nasional sepak bola yang berisikan para pemain di bawah usia 19 tahun, yang mewakili Indonesia pada sepak bola internasional. Tim ini berada di bawah asuhan pelatih Indra Sajfri. Pada Kejuaraan Remaja U-19 AFF 2013 Indonesia berhasil mengkalahkan tim nasional vietnam melalui adu tendangan pinalti dengan skor 7-6.
 Timnas Indonesia U-19 memang memiliki kemampuan yang lebih baik dari pada Timnas Indonesia lainnya.Timnas Indonesia U-19 memilki pola permainan yang luar biasa dengan mengandalkan operan-operan pendek yang cepat.tetapi Timnas Indoesia U-19 mempunyai kelemahan yaitu pada saat melakukan duel-duel udara dengan pemain Timnas lain.Selain itu para pemain Timnas Indonesia juga Masih lemah ketika mengantisipasi bola-bola atas. Dua bek tengah juga memiliki kelemahan saat berbalik badan. Dan saya pernah membaca disebuah situs media masa bahwa pelatih
Indra Sajfri mengatakan bahwa kelemahan ini sebenarnya telah disadarinya sejak lama. Dan beliau juga mengatakan bahwa kelemahan Timnas U-19 sedikit demi sedikit mulai tertutupi. Sejak laga pertama di Piala AFF U-19 bulan lalu sampai pertandingan terakhir.

Para pemain masih dalam proses belajar. Perlahan-lahan akan kami perbaiki. Namun, sebenarnya kekurangan-kekurangan itu mulai mengalami perbaikan, tambahnya. 

Bandingkan saja ketika permainan kami ketika bertanding melawan Brunei Darussalam dengan Korsel, jauh berbeda, kata pelatih  Indra Sajfri

Walaupun masih mempunyai kelemahan Timnas Indonesia bisa mengalahkan Timnas Korea Selatan dengan skor 3-2 dan berhasil lolos kualifikasi Piala Asia (AFC) U-19

Ini adalah nama - nama pemain Timnas Indonesia U-19: